Penundaan Usia Perkawinan, Setuju!, Menunda Punya Anak, Tidaaaak!!!!

INSPIRASI, Juwiter...!!! Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selalu mengimbau para remaja di Tanah Air untuk menunda usia perkawinan.  Materi PIK Remaja Juwiter mendukungnya dan setuju, bahkan tambahin aja pake banget yaπŸ’πŸ‘Œ, jadinya setuju banget soal ini.

Walau banyak remaja yang karena kurang pembinaan dari BKKBN itu sendiri, terutama sekolahnya  yang dampaknya pada belum nikah, udah kawin duluan. Mirip Sapi lah,. Atau kambing tetangga saya.  Jadi, cuman mau bilang, jangan cuman dihimbau aja. Jangan cuman makan anggaran aja. Turuuun, dan jangan jadikan laporan aja, photo, trus pergi.

Baca Juga : Apa itu Sistem Zonasi Sekolah, Ini Kelebihannya


Tapi, walau bagaimanapun, ya pendewasaaan usia perkawainan atau penudaaan waktu berkeluarga tetap jadi prioritas utama. Soalnya dampaknya sangat besar kalau buru-buru nikah.

Untuk dapat menunda usia perkawinan atau tidak buru-buru menikah. Bukan hanya baik untuk kesehatan, menunda usia perkawinan juga dapat menghindari keluarga dari keterpurukan ekonomi.

Menikah di usia muda akan membawa banyak konsekuensi kesehatan, pendidikan, ekonomi dan sosial, disamping itu menikah di usia muda memiliki potensi lebih besar gagal (cerai) karena ketidaksiapan mental dalam menghadapi dinamika rumah tangga tanggung jawab atas peran masing masing seperti dalam mengurus rumah tangga, mencukupi ekonomi dan mengasuh anak.

Nah, inilah yang menjadi alasan judul diatas, tidak setuju, kalau dikaitkan dengan menunda anak, kalau misalnya, udah ketemu jodoh, atau enggak sempat nerima penyuluhan dari BKKKB kali ya. Saya aja enggak pernah nerima penyuluhan gitu. Tapi, soal anak, nanti di akhir kita bahas. 

Jadi, alasannya kalau nikah cepet-cepet, dari berbagai sumber ini, memang benar, dan perlu di kampanyekan, walau (BKKBN enggak kurang anggaran atau cuek kali ya) bahkan sangat benar, alasanya adalah ;

  • Emosi Yang Belum Stabil
Wanita hamil di usia muda 16-19 tahun biasanya memiliki emosi yang belum stabil. Emosi yang belum stabil ini bisa ditunjukkan dari rasa cemas dan stress secara berlebihan, bahkan hal ini
bisa berdampak fatal pada keguguran.
  • Kelahiran Prematur
Tingkat kematangan alat reproduksi wanita hamil muda belum sempurna sehingga belum bisa berfungsi optimal sehingga beresiko menyebabkan kelahiran prematur bahkan ada juga yang sampai menyebabkan kematian ibu hamil.
  • Pendarahan dan infeksi
Otot rahim yang dimiliki wanita hamil muda masih terlalu lemah untuk berkontraksi sehingga bisa menyebabkan pendarahan dan infeksi. Apalagi jika penanganannya ditangani dengan alat yang tidak steril, sangat mungkin bisa berujung pada kematian.
  • Proses Melahirkan Lebih Sulit
Di usia muda, pertumbuhan tulang panggul wanita masih belum sempurna sehingga berpegaruh terhadap letak janin dalam rahim. Dan ini bisa menyebabkan ibu muda lebih sulit mengejan pada saat melahirkan. Selain itu, kondisi organ reproduksi ibu muda yang belum sempurna juga belum bisa memberikan perlindungan yang sempurna pada janin terhadap ancaman penyakit selama dalam kandungan. Sehingga tidak jarang bayi yang terlahir bisa mengalami kelahiran prematur dan gampang terinfeksi virus.

Menunda Punya Anak, Tidaaaak!!!!

Jika sudah terlanjur, tapi semoga dengan pertimbangan diatas, usia perkawinannya bisa ditunda. Bila perlu, sampai lebih dari usia yang diharapkan pemerintah. Laki-laki 25, Perempuan, 20. Nah bagaimana soal menunda punya anak?

Ini yang penulis tidak setuju, (sekali lagi) jika jodohnya udah di usia tersebut. (usia dini)  Alasannya adalah soal kasih sayang. Karena apa namanya itu, kontrasepsi yang dalam bahasa gubuk gempeng saya beKB, sangat lama orang bisa punya anak, jika  beKB duluan. (Bahasa tyang mas bro)

Akibatnya, coba aja adakan penelitian, banyak yang gara-gara alasan enggak bisa punya anak, (entah mistos, karena udah beKB atau enggak)  banyak yang cerai juga. Akibatnya janda makin banyak. Ayalnya, janda model gini cantik-cantik, dan  maaf sering menjadi budak maksiat.

Nah, bukan saran lo, tapi menurut pengalaman, lebih baik punya anak dulu, walau satu dulu, baru be-KB atau mengikuti program perhatian pemerintah karena takut terlalu banyak manusia di muka bumi ini. Punya anak dululah, sebagai pengikat kasih sayang. Toh rizki si anak, sudah diatur ya kan?. Tapi satu aja, lah (hehe) baru ber- KB.

Karena menurut saya dan teman-teman, sebagai seorang Ayah dan korban nikah dini, ikatan kasih sayang jika sudah punya anak itu akan lebih erat dan lebih tabah dalam mengarungi kehidupan yang kurang diperhatikan pemerintah.

Entahlah untuk yang lain. Karena ini penelitian bukan penelitian yang punya anggaran, melainkan pengalaman antara sahabat sebaya, baik yang udah menjadi janda ataupun menjadi duda, gara-gara resiko nikah dini, di olok g bisa punya anak. Enggak berani bilang gara ber-KB duluan. Karena lain-lain nasib.

Yang jelas intinya, yuk, dewasa dan matang dulu baru nikah. (Jangan kyk sy, nyesel loπŸ‘‡πŸ‘†) Biar langsung enggak sungkan-sungkan punya pengikat kasih sayang itu. ANAK. I Love You, Nanda, I Love Mom….!!! Cerita cinta kita makin indah dengan anak πŸ’•πŸ’˜πŸ’—πŸ’–