Belajar dari Gema Alam NTB & Gapura terkait Ekowisata dalam Sosialisasi Perencanaan


Rilis Gema Alam NTB.
Gema Alam NTB adalah singkatan dari Gerakan Masyarakat Cinta Alam NTB. Sedangkan Gapura merupakan Akronim dari dari Gerakan Pemuda untuk Perubahan Beriri Jarak. Gema Alam NTB cukup populer, programnya sebagiannya bisa dilihat di www.gemaalamntb.org.

Adalah Gapura merupakan Komunitas yang di Desa Beriri Jarak. Komunitas ini bergerak membangun kiprah pengabdian bersama Gema Alam NTB. Terkait Kegiatan sosialisasi perencanaan yang menjadi tema utama catatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Februari 2017 di aula kantor desa Beririjarak.Sekaligus semoga bermanfaat sebagai pelajaran untuk ragam kegiatan.

Hadir pada kesempatan tersebut, peserta berjumlah 38 orang yang terdiri dari 23 laki-laki dan 15 perempuan yang terdiri dari CO, komunitas pemerintah desa, BPD, LKMD dan pemerintah kecamatan dan lembaga BUMDES.

Tujuan dari sosialisasi perencanaan tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada stake holder di desa tentang perencanaan program yang sudah disusun oleh komunitas.  Kegiatan ini sekaligus dirangkaikan dengan perayaan ulang tahun Gapura.

Harapan dari sosialisasi ini adalah bagaimana agar stakeholder di desa dapat memberikan dukungan kepada komunitas dalam pengelolaan sumber daya alam dalam bentuk pemanfaatan ekowisata.

Kegiatan sosialisasi perencanaan dilakukan dengan mempresentasikan perencanaan yang sudah disusun oleh komunitas. Presentasi tersebut diserahkan kepada satu laki – laki atas nama Saelal Arimi dan satu perempuan atas nama Nani Mulyana.

Nani Mulyana mempresetasikan tentang potensi – potensi yang dimiliki oleh desa Beririjarak baik itu potensi SDA-nya maupun potensi SDM-nya. Sedangkan Saelal Arimi memaparkan pada program yang akan dilakukan lebih kepada ekowisata dalam hal ini oleh pokdarwis.


Prinsip Ekowisata di Desa Beriri Jarak

Prinsip –prinsip ekowisata di Desa Beririjarak mengemuka dalam acara sosialisasi perencanaan yang didampingi Gema Alam NTB dalam agenda terkait. Dalam acara tersebut disimpulkan dari presentasi perwakilan laki-laki dan perempuan desa setempat.

Disampaikannya, Ekowisata memiliki Prinsip konservasi, yang terdiri dari Konservasi alam dan Konservasi budaya. Masing-masing dari keduanya yaitu alam dan budaya memiliki prinsip partisipasi masyarakat, Prinsip ekonomi (berkelanjutan), Prinsip edukasi dan Prinsip wisata (sapta pesona).

Capaian – capaian Kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam pengembangan ekowisata desa Beriri Jarak dari sisi  identifikasi potensi dan spot ekowisata yang terdiri dari potensi wisata alam diataranya potensi gawar gong, pertanian, air, sungai. Potensi wisata sosial budaya, wisata kuliner dan keterampilan serta wisata religi.

Selain itu identifikasi potensi dan spot ekowisata juga untuk penataan kawasan otak kebon.  Perwakilan komunitas juga memaparkan soal kegiatan – kegiatan pendukung seperti pelatihan untuk pengelolaan ekowisata, kuliner, pengelolaan homestay, dan guide.

Hingga dari kegiatan komunitas itu, mereka berharap akan dukungan dan kerjasama semua pihak, peran serta masyarakat dalam membangun desa serta mobilisasi dari pemdes berupa kebijakan terkait penguatan aturan dan kebijakan anggaran.

Setelah selesai melakukan presentasi, acara dilanjutkan dengan tanya jawab bersama semua peserta yang hadir dengan harapan dapat memberikan masukan kepada komunitas terkait dengan program yang akan dilaksanakan. (ari/mz)